Liputan6.com, Jakarta - Mata juling atau Strabismus adalah kondisi ketika kedua bola mata tidak bergerak searah akibat gangguan koordinasi otot mata.
Kondisi ini dapat mengganggu penglihatan sekaligus menimbulkan komplikasi lain seperti amblyopia atau mata malas serta menurunkan kualitas hidup pasiennya.
Dokter spesialis mata di RS EMC Pekayon, dr. Ruth Nindyasari Budiningtyas, Sp.M., mengatakan, ada beberapa gejala yang merujuk pada strabismus, yakni:
- Penglihatan ganda.
- Mata terlihat tidak sejajar.
- Memiringkan kepala untuk melihat.
- Mata tidak melihat objek yang sama.
- Mengandalkan satu mata saja saat mencoba melihat sesuatu dari jarak dekat.
- Sering berkedip atau menyipitkan mata.
- Sulit dan merasa lelah saat membaca.
- Mata tegang.
- Sakit kepala.
“Strabismus terjadi saat otot-otot yang menggerakkan bola mata tidak bekerja secara seimbang, menyebabkan arah pandang kedua mata menjadi berbeda. Ketidakseimbangan ini bisa dipengaruhi oleh gangguan pada otot, saraf, atau otak yang mengontrol gerakan mata,” kata Ruth mengutip laman EMC, Senin (25/8/2025).
Beberapa penyebab mata juling termasuk:
- Riwayat keluarga.
- Mengalami astigmatisme (masalah lengkung lensa mata).
- Mengalami rabun jauh atau dekat.
- Menyandang Down syndrome.
- Menyandang cerebral palsy.
- Terlahir prematur.
- Mengalami infeksi.
Sementara, risiko strabismus pada orang dewasa dapat dipengaruhi oleh sejumlah penyebab yang mendasarinya, termasuk:
- Mengidap graves, penyakit autoimun.
- Mengalami stroke atau tumor otak.
- Mengidap diabetes.
- Mengalami cedera di kepala atau mata.
- Mengidap amblyopia atau mata malas.
Kucing bernama Belarus terlahir dengan kondisi mata juling atau strabismus. Tapi kondisinya tersebut tidak mengkhawatirkan. Ia justru disukai banyak orang.
4 Jenis Mata Juling
Mata juling atau strabismus, memiliki beberapa jenis sesuai kondisi arah bola mata pengidapnya, meliputi:
Esotropia
Dalam kondisi ini, satu atau kedua bola mata tampak berputar ke dalam, mendekati hidung. Hal ini bisa terjadi pada satu mata atau keduanya sekaligus. Jenis ini biasa dialami oleh bayi dan anak-anak.
Eksotropia
Orang dengan mata juling jenis eksotropia mengalami kondisi mata yang tidak sejajar, sehingga satu mata atau keduanya bergerak ke luar atau mengarah ke telinga. Kondisi ini bisa terjadi pada segala usia, termasuk anak-anak dan dewasa.
Hipertropia
Gangguan ini muncul ketika posisi salah satu mata lebih tinggi dibanding mata yang satunya. Hal ini dapat terjadi karena adanya masalah pada otot mata vertikal, seperti otot oblique inferior atau rectus superior.
Hipotropia
Orang dengan mata juling jenis hypotropia mengalami ketidaksejajaran posisi mata, di mana satu mata mengarah ke bawah. Kondisi ini bisa bersifat konstan atau intermiten, dan sering kali terkait dengan gangguan otot mata atau penyakit neurologis.
Bagaimana Penanganan Mata Juling?
Ada beberapa cara yang disarankan oleh Ruth dalam menangani kondisi strabismus atau mata juling, yaitu:
Terapi Oklusi (Menutup mata yang sehat)
Terapi ini dilakukan untuk melatih otot mata dan koordinasi antara kedua mata. Penanganan ini biasanya disarankan kepada pengidap eksotropia dan esotropia yang ringan, dengan rentang waktu selama beberapa minggu sampai bulan.
Memakai Kacamata
Cara selanjutnya adalah dengan memakai kacamata, yang dilakukan untuk membantu mata pengidap strabismus lebih fokus kepada sebuah objek.
Botox
Dokter juga dapat menyarankan untuk melakukan penyuntikkan botox ke otot mata yang juling atau strabismus. Prosedur ini dapat membantu meluruskan posisi bola mata secara sementara atau permanen, tergantung kondisi tubuh.
Tindakan Operasi
Prosedur operasi juga bisa disarankan kepada orang dengan mata juling atau strabismus. Prosedur ini bertujuan mengatur kembali otot mata agar pergerakannya menjadi normal.
Kapan Perlu Konsultasi ke Dokter?
Mata juling atau strabismus dapat menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mengganggu kualitas hidup pengidapnya.
Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti diplopia atau penglihatan ganda hingga ambliopia atau mata malas.
“Itulah sebabnya, penting untuk memberikan penanganan sesegera mungkin sebelum kondisinya berkembang lebih lanjut. Untuk mencegah komplikasi, segera temui dokter mata agar bisa mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda,” pungkas Ruth.