Liputan6.com, Jakarta - Fenomena seseorang yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar, alias ghosting, bukan lagi hal asing di dunia hubungan modern. Dalam banyak kasus, hubungan yang awalnya terlihat lancar dan penuh perhatian mendadak berhenti tanpa penjelasan. Namun, menurut para ahli, penyebabnya tidak selalu karena rasa bosan atau berpaling pada orang lain.
Dilansir dari Psychology Today, ada berbagai faktor yang membuat seseorang kehilangan minat, dan sering kali penyebabnya bukan sesuatu yang besar. Perasaan itu bisa memudar perlahan akibat hal-hal kecil yang menumpuk dari waktu ke waktu.
Menurut profesor psikologi di California State University, Kelly Campbell, Ph.D., kehilangan ketertarikan tidak selalu berarti seseorang tiba-tiba berubah hati. "Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi, mulai dari kepercayaan diri, kesiapan emosional, hingga waktu yang tidak tepat," ujarnya.
Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya dinamika awal hubungan modern di mana intensitas dan komunikasi digital sering kali membuat seseorang cepat terhubung, tapi juga mudah kehilangan rasa.
Lalu, apa saja yang biasanya membuat seseorang kehilangan minat pada pasangannya? Berikut empat alasan umum yang dijelaskan Campbell beserta cara untuk mencegahnya.
1. Kurang Percaya Diri
Salah satu penyebab paling umum mengapa seseorang kehilangan ketertarikan adalah karena pasangannya terlihat tidak percaya diri.
"Kepercayaan diri sangat berpengaruh dalam hubungan. Kita semua pernah melihat seseorang yang mungkin tidak menarik secara fisik, tapi punya banyak penggemar karena mereka tampil penuh keyakinan," kata Campbell.
Namun, rasa tidak aman (insecure) sering kali baru terlihat setelah beberapa kali pertemuan. Di awal mungkin tampak percaya diri, tetapi lama-lama muncul tanda-tanda seperti butuh validasi atau merasa tidak cukup baik.
Apa yang bisa dilakukan? Bangun rasa percaya diri dari hal-hal yang bisa kamu kendalikan. Jika kamu merasa tidak nyaman dengan tubuhmu, mulai olahraga rutin dan jaga pola makan.
Kalau kamu merasa kariermu belum stabil, ambil langkah kecil untuk memperbaikinya, misalnya ikut kursus atau pelatihan.
2. Terlalu Membutuhkan dan Peduli Berlebihan
Niat baik bisa berubah menjadi tekanan jika seseorang tampak terlalu menginginkan hubungan. Banyak orang kehilangan daya tarik terhadap pasangan yang terlihat terlalu bergantung atau terlalu peduli.
"Mereka yang tidak bahagia sendirian sering kali memproyeksikan kebutuhan emosionalnya ke pasangan dan itu bisa membuat hubungan terasa berat," kata Campbell.
Individu yang menarik justru adalah mereka yang mandiri dan bisa menikmati hidup meski tanpa pasangan. Mereka tidak menjadikan hubungan sebagai sumber utama kebahagiaan, melainkan tambahan untuk memperkaya hidup.
Apa yang bisa dilakukan? Coba berdamai dengan kemungkinan hidup sendiri. Mungkin terdengar menakutkan, tapi langkah ini penting agar kamu bisa belajar mencintai diri sendiri dulu sebelum mencintai orang lain.
"Begitu kamu benar-benar nyaman dengan dirimu sendiri, kamu akan siap untuk hubungan yang sehat," tambah Campbell.
Hubungan yang baik bukan tentang mencari seseorang untuk melengkapimu, tetapi seseorang yang menambah kebahagiaanmu.
3. Waktu yang Tidak Tepat
Kadang, masalahnya bukan kamu atau dia, tapi waktunya yang tidak tepat. Seseorang bisa saja sedang dalam proses move on, fokus pada karier, atau bahkan belum siap untuk berkomitmen. Dalam kasus seperti ini, perasaan bisa saja ada, tetapi situasi belum memungkinkan.
"Sering kali, kehilangan minat bukan karena ketidaksesuaian personalitas, melainkan karena waktu. Kamu bisa saja siap, tapi kalau orang lain tidak berada di tempat yang sama secara emosional, hubungan itu sulit bertahan," ujar Campbell.
Apa yang bisa dilakukan? Terima bahwa tidak semua hal harus bisa dijelaskan. Kadang, kamu hanya perlu percaya bahwa jika memang ditakdirkan, semuanya akan berjalan pada waktunya.
Sambil menunggu, isi hidupmu dengan hal-hal positif, misalnya berolahraga, menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman, atau melakukan hobi yang kamu sukai.
Dengan begitu, kamu tetap berkembang sebagai individu dan siapa tahu, saat waktunya tepat, kamu dan dia bisa bertemu lagi dalam versi terbaik masing-masing.
4. Hubungan Terlalu Cepat dan Intens
Ada juga kasus saat hubungan berkembang terlalu cepat. Di awal, segalanya terasa menegangkan dan penuh gairah. Kalian selalu ingin bersama, saling mengirim pesan tanpa henti, dan merasa seolah dunia hanya milik berdua. Tapi justru di situlah risikonya.
"Hubungan yang berjalan terlalu cepat sering kali kehilangan keseimbangan. Setelah fase awal yang intens, banyak pasangan merasa kehilangan arah dan gairahnya perlahan memudar," kata Campbell.
Apa yang bisa dilakukan? Bangun hubungan secara perlahan dan sadar. Tidak perlu tergesa-gesa untuk selalu bersama atau berbagi semua hal di awal.
Nikmati proses saling mengenal tanpa mengabaikan kehidupan pribadimu bersama teman, keluarga, pekerjaan, dan hobi tetap penting. "Hubungan yang sehat selalu punya keseimbangan antara passion dan persahabatan," ujar Campbell.
Saat dua orang punya koneksi emosional sekaligus ruang pribadi, hubungan itu punya peluang lebih besar untuk bertahan lama.