Liputan6.com, Jakarta Gangguan kecemasan atau anxiety disorder merupakan kondisi mental yang ditandai oleh perasaan cemas berlebihan, berlarut-larut, dan sulit dikendalikan.
"Rasa cemas atau takut ini bahkan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari," kata dokter spesialis kedokteran jiwa Zulvia Oktanida Syarif dari RS Pondok Indah – Pondok Indah Jakarta bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2025.
Hal yang membuat penasaran adalah penyebab gangguan kecemasan. Terkait ini, wanita yang karib disapa Vivi ini mengatakan tidak diketahui dengan pasti hingga saat ini.
Beberapa ahli meyakini anxiety disorder sebagai kombinasi dari faktor genetik, perubahan senyawa di otak, dan lingkungan pada mereka yang memiliki faktor risiko, dengan dipicu oleh suatu kejadian yang traumatik.
"Perubahan keseimbangan senyawa di otak bisa saja terjadi karena adanya akumulasi stres yang tidak ditangani dengan tepat. Kondisi ini akan menyebabkan pengaturan rasa takut dan emosi terganggu, yang akan berkembang menjadi anxiety disorder ketika dialami oleh mereka yang memiliki faktor risikogangguan kecemasan," katanya.
Faktor Risiko Anxiety Disorder
Vivi mengatakan ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami anxiety disorder, yaitu:
- Pengalaman negatif yang menyebabkan stres atau trauma psikologis.
- Memiliki kepribadian yang cenderung pemalu atau sering dilarang maupun dibatasi ketika merespons suatu kondisi
- Mengalami gangguan kepribadian
- Efek samping obat atau zat tertentu, termasuk kafein dan narkoba
- Penyakit tertentu, seperti gangguan irama jantung dan penyakit tiroid.
Bila dilihat dari jenis kelamin, wanita diketahui lebih banyak mengalami anxiety disorder. Namun, hingga kini belum diketahui pasti penyebabnya.
"Hormon dianggap menjadi penyebab utama kondisi ini. Selain itu, kesenjangan genderpada beberapa budaya membuat wanita lebih sulit mendapatkan pertolongan medis yang maksimal danmembuat kecemasan makin berat," kata Vivi.
Efek Gangguan Kecemasan
Vivi mengatakan orang yang mengalami gangguan kecemasan sering menghindari situasi yang dapat memicu rasa cemasnya sebagai bentuk pertahanan diri.
"Akibatnya, penderita anxiety disorder tidak dapat menunjukkan potensinya dengan maksimal, atau tidak dapat beraktivitas maupun menjalin hubungan sosial dengan sesamanya," kata Vivi.
Lalu, gangguan kecemasan yang tidak diatasi bisa berujung komplikasi berupa depresi yang bisa menurunkan kualitas hidup orang yang mengalaminya.
Jangan Ragu Periksakan ke Dokter
Sebelum memberikan penanganan, dokter spesialis kedokteran jiwa akan terlebih dulu memastikan bahwa tidak ada masalah kesehatan (penyakit) yang memicu keluhan Anda.
Setelah dipastikan bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan, barulah dokter akan memberikan penanganan yang sesuai.
Penanganan anxiety disorder dapat berupa psikoterapi, obat-obatan, maupun kombinasi keduanya.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang sering dilakukan.
"Sedangkan untuk obat-obatan, dokter akan meresepkan golongan antiansietad, antidepresan, dan obat lain sesuai dengan keluhan yang dialami penderita anxiety disorder," kata Vivi.
Maksimalkan Upaya Penanganan Anxiety Disorder
Vivi mengatakan pada orang yang sedang menjalani pengobatan anxiety disorder juga bisa menjalankan tips berikut untukmengurangi kecemasan yang dirasakan:
- Saring informasi dari berita dan media sosial yang dapat memicu stres
- Curhat dengan teman atau dengan komunitas
- Olahraga rutin
- Memastikan waktu tidur cukup
- Menghindari konsumsi minuman berkafein dan beralkohol
- Menerapkan teknik-teknik untuk mengelola stres, termasuk dengan melakukan meditasi, journaling, melakukan hobi, maupun terapi pernapasan
"Jika tidak diatasi dengan tepat, bahkan dibiarkan tanpa penanganan, anxiety disorder dapat menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, jangan malu untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kedokteran jiwa," pesan Vivi.