Liputan6.com, Jakarta - Sering kali, banyak orang memilih berkata 'nggak apa-apa' meski sebenarnya sedang kesal, sedih, atau lelah. Padahal, menurut dokter spesialis kesehatan jiwa dr. Hilda Marsela, Sp.KJ, kebiasaan memendam perasaan dan menumpuk masalah tanpa dikelola dengan baik dapat berdampak serius.
"Secara jangka pendek, saat kita stres, tubuh bisa menunjukkan gejala seperti jantung berdebar, sulit konsentrasi, cemas, sensitif, mudah marah, atau mengalami gangguan tidur," ujar Hilda.
Gejala-gejala tersebut mungkin terlihat ringan, tetapi bisa menetap jika tidak segera ditangani. "Kalau dibiarkan dalam jangka panjang, keluhan ini bisa berkembang menjadi gangguan jiwa. Bisa yang sifatnya ringan dan sementara, bisa juga berat atau kronis," ujarnya.
Selain berdampak pada kondisi emosional, stres yang dibiarkan juga dapat memengaruhi kesehatan fisik. "Individu bisa mengalami penyakit serius, seperti hipertensi, atau yang paling sering, penyakit autoimun seperti SLE dan psoriasis," tambahnya.
Dampak Jangka Pendek
Ketika seseorang menahan stres atau emosi tanpa dikelola, tubuh sebenarnya memberikan sinyal peringatan lebih dulu. Detak jantung meningkat, pikiran sulit fokus, dan perasaan mudah tersinggung merupakan tanda bahwa tubuh sedang berada dalam mode waspada.
Meskipun keluhan ini sering dianggap sepele, tanda-tanda tersebut justru merupakan reaksi alami tubuh yang memberi tahu bahwa beban pikiran sudah terlalu berat. Bila diabaikan terus-menerus, kondisi ini dapat berkembang menjadi stres kronis.
Dampak Jangka Panjang
Memendam masalah tidak hanya mengganggu suasana hati, tapi juga bisa menimbulkan efek serius bagi kesehatan fisik dan mental. Hilda menjelaskan bahwa dalam jangka panjang, stres yang tidak tertangani dapat menyebabkan gangguan jiwa seperti depresi, kecemasan berat, hingga burnout.
Dia menambahkan bahwa kondisi ini dapat memicu gangguan fisik tertentu. Selain itu, individu juga bisa mengalami penyakit fisik yang serius misalnya hipertensi atau paling sering penyakit autoimun seperti SLE dan psoriasis.
Dampak Sosial dan Emosional
Hilda menyebutkan bahwa menahan emosi juga berdampak pada interaksi sosial. Seseorang bisa jadi menarik diri dari lingkungan, sulit bekerja sama, dan kehilangan motivasi dalam pekerjaan.
Kondisi ini sering kali terjadi tanpa disadari, karena banyak orang berusaha terlihat 'baik-baik saja' di depan orang lain. Padahal, semakin sering menahan emosi, semakin besar potensi munculnya ledakan stres di kemudian hari.