Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia sebenarnya memiliki kans besar untuk membawa pulang poin dari Jeddah saat melawan Arab Saudi di King Abdullah Sports City, Kamis (9/10/2025) dini hari WIB. Skema permainan yang terorganisir dan keberanian dalam menekan sempat membuat tim tuan rumah tampak panik di awal laga.
Sayangnya, asa itu sirna setelah tiga gol Arab Saudi justru hadir dari kesalahan sendiri. Rangkaian blunder di lini belakang membuat kerja keras skuad asuhan Patrick Kluivert berujung kekalahan 2-3, meski sempat unggul di awal pertandingan.
Kesalahan pertama datang dari Marc Klok yang gagal membuang bola dengan sempurna pada menit ke-17, hingga dimanfaatkan Musab Al Juwayr untuk memberi assist kepada Saleh Al Shamat yang menaklukkan Maarten Paes lewat sepakan jarak jauh.
Arab Saudi kemudian berbalik unggul melalui penalti Firas Al Buraikan di menit ke-36, setelah wasit Ahmad Al Ali menunjuk titik putih akibat pelanggaran Yakob Sayuri. Blunder Sayuri kembali terjadi di babak kedua, ketika ia gagal mengantisipasi pergerakan Firas yang mencetak gol ketiga pada menit ke-62.
Performa Yakob yang kali ini ditempatkan lebih defensif memang tak sebaik biasanya. Biasanya ia berperan menyerang, namun peran barunya justru membuatnya dua kali melakukan kesalahan fatal yang berujung gol.
Kritik untuk Patrick Kluivert
Legenda sepak bola Bali, I Made Pasek Wijaya, menilai kekalahan ini tak sepenuhnya salah pemain. Ia memahami tekanan besar yang dirasakan di lapangan, tapi juga menyoroti beberapa keputusan pelatih.
“Yakob memang melakukan kesalahan, tapi secara keseluruhan ia tetap bermain cukup baik. Kita tak bisa menilai hanya dari satu momen saja,” kata Pasek. “Gol kedua pun harus dilihat dari keseluruhan prosesnya, bukan hanya karena pelanggaran yang dilakukan Yakob.”
Meski begitu, Kluivert sendiri sudah mengakui tanggung jawab atas hasil negatif ini dan berjanji memperbaiki performa tim di laga berikutnya.
Dipertanyakan Soal Pemilihan Pemain
Pasek juga mengaku heran dengan keputusan Kluivert yang tidak menurunkan Thom Haye sejak menit pertama. Menurutnya, duet Haye dan Joey Pelupessy bisa menjadi kunci keseimbangan permainan di lini tengah.
“Yang saya bingungkan, kenapa Thom Haye tidak dimainkan dari awal? Dia pemain yang mampu menjaga ritme dan menenangkan permainan. Kalau pun fisiknya belum optimal, bisa diganti di menit 60-an,” ujarnya.
“Di babak pertama terlihat tidak ada pengatur tempo. Aliran bola sering terputus dan Pelupessy kesulitan membendung serangan lawan,” lanjut Pasek.
Permainan Lebih Hidup Setelah Thom Haye dan Romeny Masuk
Pendapat Pasek terbukti benar. Begitu Thom Haye dan Ole Romeny masuk, permainan Garuda langsung lebih cair dan agresif. Tekanan ke pertahanan Arab Saudi pun meningkat drastis.
Ia pun berharap Kluivert lebih bijak menentukan formasi dan pemain saat laga penentuan melawan Irak pada Sabtu (11/10/2025) dini hari nanti.
“Jangan ulangi kesalahan yang sama. Sekarang saatnya menentukan skema pasti, mau main dengan 3-4-3 atau 4-3-3. Jangan lagi menjadikan hasil uji coba sebagai acuan utama,” pungkas Pasek Wijaya.
Sumber: Bola.com