Cologne (ANTARA) - Cengkeraman jari-jari Tim semakin erat di atas controller PS5-nya saat kata "kematian" atau "permainan berakhir" dalam bahasa Mandarin muncul berulang kali di layar.
Jagoan berpakaian serba hitam yang saat itu sedang dia kendalikan memancarkan aura fantasi bela diri China, menimbulkan salah satu antrean terpanjang di ajang Gamescom 2025.
"Gaya seninya sangat keren, dan bahkan pertarungan puncak yang baru saja saya selesaikan terlihat luar biasa," kata gamer muda asal Harz, Jerman, itu setelah menjajal demo selama satu jam.
Diberi judul "Phantom Blade Zero", gim permainan peran (role-playing game/RPG) bergenre laga (action) yang akan dirilis ini telah mencatat 6 juta penayangan (view) untuk video gameplay terbarunya di YouTube.
Setelah digelar lebih dari setengah durasi penyelenggaraannya yang akan berlangsung selama lima hari, Gamescom 2025 mencatatkan rekor 50 peserta pameran asal China yang partisipasinya tak mungkin dilewatkan. Stan-stan mereka termasuk yang paling ramai di pameran gim terbesar di dunia tersebut.

Dalam acara Opening Night Live Gamescom 2025 pada Selasa (19/8) malam waktu setempat, studio gim asal China, Game Science, menutup acara pembukaan itu secara gemilang, dengan memperkenalkan judul gim terbarunya, "Black Myth: Zhong Kui".
Dipresentasikan oleh pembawa acara sebagai "kejutan terakhir sebelum menutup acara," trailer berdurasi dua menit itu disambut sorak-sorai meriah di Cologne dan siaran livestreaming global.
"Pengembang China menghadirkan beragam judul baru, teknik produksi canggih, dan elemen yang khas, seperti mitologi dan seni bela diri China," ujar Pan.
Dia menambahkan bahwa karya asli mereka menonjol berkat visual yang kuat, narasi yang menarik, dan gameplay yang unik.
Game Science telah merilis "Black Myth: Wukong" tepat setahun sebelumnya, gim kelas AAA pertama dari China yang terinspirasi dari novel klasik "Journey to the West".
Gim itu kini menjadi hit global. Seri terbarunya, Zhong Kui, yang terinspirasi dari kisah rakyat China, menghidupkan kembali karakter penangkap hantu legendaris yang bermata tajam dan berjanggut tebal.
Grace Pan, selaku manajer proyek senior di Cologne Exhibition Center (Koelnmesse), yang menyelenggarakan Gamescom (ditulis sebagai "gamescom" oleh penyelenggara) bersama Asosiasi Industri Gim Jerman (German Games Industry Association), mengatakan bahwa pengembang-pengembang gim China dalam beberapa tahun terakhir muncul sebagai "pencipta konten sejati" dan "rekan sejawat dari studio-studio terkemuka Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang."

Sebuah laporan yang dirilis sebelum pameran tersebut oleh Asosiasi Industri Gim Jerman menunjukkan meningkatnya popularitas gim seluler buatan China di Jerman. Empat produk hasil pengembangan China masuk ke dalam 10 gim seluler yang paling banyak diunduh di Jerman pada 2024.
Di Jerman, yang menjadi rumah bagi 37,5 juta pemain dan merupakan pasar gim terbesar di Eropa, ponsel pintar masih menjadi platform teratas, digunakan oleh lebih dari setengah dari semua gamer, disusul oleh konsol seperti PlayStation dan Xbox di posisi berikutnya, papar laporan itu.
Tren tersebut juga tecermin dalam ajang Gamescom tahun ini, di mana tiga judul gim asal China masuk ke dalam lima nominasi untuk kategori Best Mobile Game. Penghargaan itu akhirnya diraih oleh "Love and Deepspace", sebuah gim fiksi ilmiah romantis yang dikembangkan oleh Infold Games yang berbasis di Shanghai, pada Jumat (22/8).
Jejak pengembang China yang semakin meluas, ditambah dengan kemajuan ekosistem gim China, juga membuka peluang untuk kemitraan di Eropa.

Tencent, raksasa industri gim China, memberikan gambaran tentang pendekatan tersebut. Tencent menghadirkan lebih dari 10 judul baru di Gamescom, termasuk proyek-proyek yang dikembangkan berdasarkan hak intelektual (intellectual property/IP) internasional atau bekerja sama dengan studio Eropa ternama, seperti "Dune: Awakening" dan "Dying Light: The Beast" yang belum dirilis.
Tencent juga memperkenalkan alat berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk produksi artistik gim, yang diposisikan sebagai cara untuk mendorong kolaborasi di tingkat teknis.
Dalam sebuah wawancara tertulis dengan Xinhua, Felix Falk, selaku direktur eksekutif Asosiasi Industri Gim Jerman, mengatakan kolaborasi antara studio-studio China dan mitra-mitra mereka di Jerman serta Eropa pada umumnya semakin sering terjadi, sehingga memungkinkan kedua belah pihak untuk lebih memahami dan mengakses pasar masing-masing.
"Seiring dengan kian terhubungnya industri gim global, kita kemungkinan akan melihat lebih banyak kerja sama di masa depan," kata Falk.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.