Vientiane (ANTARA) - Dalam upaya memerangi demam berdarah, Laos memperluas pelepasan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia, metode aman dan efektif yang mengubah nyamuk menjadi "prajurit kecil" melawan virus tersebut.
Pada awal Agustus, nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dilepaskan di tujuh distrik di ibu kota Laos, Vientiane. Langkah ini didasarkan pada kesuksesan proyek percontohan pada 2022, yang melibatkan pelepasan nyamuk Wolbachia di sejumlah wilayah kota, melindungi 32 desa dan hampir 86.000 orang.
Wolbachia merupakan bakteri alami dan aman yang mengurangi kemampuan nyamuk Aedes aegypti pembawa demam berdarah untuk menularkan virus antarmanusia. Nyamuk yang membawa bakteri ini bereproduksi dengan nyamuk Aedes aegypti liar di daerah tersebut, sehingga Wolbachia diturunkan kepada keturunannya.
Banyak warga telah menyatakan dukungan kuat terhadap upaya yang sedang berlangsung itu, terutama di kalangan mereka yang mengutamakan perlindungan lingkungan.
Khonesavanh, seorang warga ibu kota itu, memandang metode tersebut sebagai solusi ramah lingkungan dan cerdas yang melindungi kesehatan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan alam.
Dia yakin pendekatan tersebut menawarkan bentuk perlindungan yang berkelanjutan dan jangka panjang, dan mengatakan metode itu meminimalkan dampak negatif bagi manusia dan alam.
"Saya merasa puas bahwa pemerintah kita telah memilih metode yang tidak hanya membantu mencegah dan mengurangi penyebaran penyakit, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap perlindungan lingkungan dan efektivitas secara keseluruhan," katanya kepada Xinhua pada Sabtu (23/8).
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Laos, Laos melaporkan 2.614 kasus demam berdarah pada paruh pertama 2025, menandai penurunan yang signifikan dibandingkan dengan 5.192 kasus yang tercatat pada periode yang sama di 2024.
Sementara itu, tidak ada laporan kematian akibat demam berdarah di negara tersebut dari Januari hingga Juni, dibandingkan dengan tiga kematian pada periode yang sama di 2024.
Molakod, seorang mahasiswa kedokteran, mengatakan demam berdarah memerlukan perhatian serius, karena sulit didiagnosis pada tahap awalnya tetapi dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa jika tidak diobati tepat waktu.
Molakod mengatakan dirinya mengapresiasi langkah-langkah proaktif pemerintah dalam memerangi demam berdarah, seraya menambahkan bahwa perjuangan ini jauh dari kata selesai.
"Pemerintah telah melakukan bagiannya, kini giliran kita untuk melakukan bagian kita. Kita semua perlu merawat rumah dan halaman kita, serta memastikan bahwa kita tidak memberikan tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak, terutama selama musim hujan," kata Nilamon (35), seorang warga Provinsi Vientiane, kepada Xinhua.
Nilamon meyakini bahwa kekuatan sesungguhnya terletak pada aksi masyarakat. Dia mendesak warga di seluruh negara itu untuk memikul tanggung jawab pribadi dengan menjaga kebersihan dan keamanan rumah serta lingkungan sekitar mereka.
Hingga 16 Agustus, Laos telah melaporkan 6.746 kasus demam berdarah, termasuk satu kematian. Jumlah kasus tertinggi tercatat di Vientiane yang melaporkan 3.405 infeksi.
Perjuangan masih jauh dari kata selesai.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.