Liputan6.com, Jakarta Ballon d’Or 2025 tidak lagi menjadi duel eksklusif antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Era dua megabintang itu telah berlalu, kini panggung terbesar dunia sepak bola dikuasai generasi baru.
Nama Lamine Yamal dan Ousmane Dembele menjadi sorotan utama dalam perebutan trofi paling prestisius ini. Keduanya tampil gemilang bersama klub masing-masing sepanjang musim 2024/2025.
Meski Dembele bersinar di Paris Saint-Germain, banyak pengamat menilai Yamal lebih pantas meraih Ballon d’Or. Konsistensi dan pengaruhnya di Barcelona membuatnya unggul dalam persaingan.
Tidak hanya fans, analis dan pakar sepak bola juga menjagokan wonderkid berusia 18 tahun ini. Ia dianggap sebagai simbol masa depan sepak bola dunia.
Musim Impian Lamine Yamal
Pada usia 18 tahun, Yamal sudah menjelma menjadi fenomena sepak bola dunia. Ia mencetak 21 gol dan menorehkan 22 assist sepanjang musim 2024/2025.
Kontribusinya sangat vital bagi Barcelona dalam meraih gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol. Hampir di setiap laga, ia menunjukkan kualitas, kreativitas, dan kemampuan untuk menentukan hasil pertandingan.
Di Liga Champions, Yamal juga tampil menonjol meski Barcelona gugur di semifinal melawan Inter Milan. Bakatnya membuat banyak orang membandingkannya dengan legenda seperti Messi, Ronaldinho, dan Neymar.
Pengakuan bagi Bakat Muda dan Kebangkitan Barcelona
Menganugerahkan Ballon d’Or kepada Yamal tidak hanya soal prestasi individu. Itu juga merupakan bentuk penghargaan atas peran pentingnya dalam proyek kebangkitan Barcelona pasca era Messi.
Dalam skuad yang dihuni Pedri, Gavi, Raphinha, dan Jules Kounde, Yamal mampu menjadi tumpuan utama lini serang. Di bawah arahan Hansi Flick, ia menunjukkan kedewasaan yang luar biasa di usianya yang masih muda.
Di sisi lain, Dembele juga punya musim hebat bersama PSG. Namun, performa konsisten Yamal dan perannya di Barcelona yang sedang bertransisi memberi nilai tambah besar dalam perebutan Ballon d’Or 2025.
Masa Kini dan Masa Depan Ballon d’Or
Jika Ballon d’Or 2025 jatuh ke tangan Yamal, maka itu adalah kemenangan untuk masa depan sepak bola. Ia sudah membuktikan diri mampu memimpin dan menentukan hasil di level tertinggi.
Kematangan, keterampilan, dan mentalitasnya menjadikannya pemain yang benar-benar spesial. Ia layak dianggap sebagai simbol generasi baru setelah berakhirnya dominasi Messi dan Ronaldo.
Namun, sekalipun tidak meraih edisi tahun ini, perjalanan Yamal sudah jelas. Ia diprediksi akan terus bersaing memperebutkan Ballon d’Or dalam beberapa tahun ke depan.