Liputan6.com, Jakarta Luke Shaw kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai bek kiri utama Manchester United setelah tampil solid sepanjang pramusim.
Ia dimainkan dalam lima laga uji coba, termasuk saat melawan Arsenal di laga pembuka EPL yang menjadi penegasan atas statusnya di skuad utama.
Meski usianya kini sudah 30 tahun, Shaw masih mampu menjaga level permainan yang tinggi. Penampilannya saat menghadapi Bukayo Saka menjadi bukti bahwa ia tetap bisa diandalkan jika dalam kondisi fit.
Namun, perjalanan Shaw di United tidak pernah lepas dari cedera yang kerap mengganggu konsistensinya. Pertanyaan utama kini bukan lagi soal kualitas, melainkan apakah ia mampu menjaga kebugaran sepanjang musim.
Karier yang Dihantui Cedera
Sejak bergabung dengan United, Shaw berulang kali harus menepi karena cedera serius. Salah satu momen paling sulit adalah saat ia mengalami patah kaki ganda pada 2015.
Musim lalu pun jadi catatan kelam ketika masalah ototnya ditangani dengan buruk. Shaw sendiri mengakui bahwa ia dipaksa bermain terlalu cepat setelah pemulihan singkat.
Dalam wawancara, Shaw mengatakan bahwa keputusan itu merupakan kesalahan bersama.
"Saya tak berlatih seminggu penuh, tapi sehari sebelum pertandingan ikut berlatih. Jika manajer meminta saya bermain, saya tidak akan menolak. Seharusnya saya tidak bermain," ungkapnya.
Peluang di Musim Baru
Situasi musim ini berpotensi lebih bersahabat bagi Shaw karena United tidak tampil di kompetisi Eropa. Beban pertandingan hanya datang dari Premier League, FA Cup, dan Carabao Cup.
Dengan jadwal yang lebih ringan, Shaw punya peluang lebih besar untuk menjaga kebugarannya. Hal ini bisa menjadi kunci agar ia tampil reguler di posisi kiri dalam formasi tiga bek.
Lisandro Martinez yang tengah memulihkan cedera lutut diperkirakan akan kembali, sementara Ayden Heaven juga menjadi opsi. Namun, Shaw sudah mendapat kepercayaan sejak awal musim, sebuah keuntungan yang bisa dipertahankan jika performanya stabil.
Kompetisi di Lini Belakang
Martinez tentu tidak akan tinggal diam dan akan berusaha merebut kembali posisinya begitu pulih. Sementara Heaven, sebagai talenta muda, masih menunggu kesempatan untuk membuktikan diri.
Posisi Shaw akan tetap aman selama ia bisa menjaga kebugaran dan menghindari cedera yang selama ini menjadi momok. Penampilannya melawan Arsenal menjadi sinyal positif bahwa ia siap bertahan di level tertinggi.
Jika konsistensi itu berlanjut, Shaw bisa menjadi pilihan utama Erik ten Hag sepanjang musim. Namun, satu cedera saja bisa kembali membuka persaingan ketat di lini belakang United.
Asal bisa memenuhi satu syarat: Tidak cedera. Seharusnya Shaw bisa menjadi salah satu pemain andalan di era Amorim.