Setelah tujuh tahun vakum, Kelas Inspirasi Jakarta kembali hadir. Pada 19 Agustus 2025, ratusan relawan lintas profesi serentak masuk ke ruang-ruang kelas sekolah dasar. Tanggal ini sengaja dipilih untuk membawa semangat merdeka ke ruang belajar, membebaskan anak-anak dari rasa pesimis, dan menyalakan kembali harapan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Kelas Inspirasi lahir pada 2012 lewat inisiatif para profesional bersama Tim Indonesia Mengajar. Prinsipnya sederhana: cuti sehari untuk mengajar di sekolah dasar. Mereka datang bukan membawa slide atau soal, melainkan kisah hidup, pengalaman kerja, dan dorongan agar anak-anak berani bermimpi. Sejak itu, gerakan ini telah menyebar ke lebih dari 200 kota di Indonesia.
Tahun ini, semangat itu kembali menyala Sebanyak 578 relawan ikut serta—469 inspirator, 74 dokumentator, dan 35 fasilitator—di 29 sekolah di Jakarta, termasuk madrasah ibtidaiyah dan tiga sekolah luar biasa. Profesi yang dikenalkan pun beragam: mulai peneliti BRIN, pekerja MRT, desainer grafis, pemadam kebakaran, hingga cosplayer. “Fokus kami adalah informasi ragam profesi, bukan selebrasi,” kata Cahyani Fitria Utami, Koordinator Utama KI Jakarta 2025.
Di antara ratusan inspirator, ada Christa Qonaah Kencana Putri (35 thn) Customer Relationship Management salah satu maskapai di Malaysia yang rela terbang pulang demi ikut Kelas Inspirasi. Ia ditempatkan di SDN Pejaten Timur 07 Pagi, salah satu dari 29 sekolah pelaksana. Sejak lama Christa tertarik pada kegiatan sukarela mengajar, namun di Malaysia sulit menemukan wadah serupa. Ketika mendapat informasi kegiatan ini lewat media sosial, ia mantap memutuskan untuk mendaftar.
Menurut Christa, menjadi inspirator dalam kegiatan ini memberinya banyak pengalaman menarik. Salah satunya, cerita soal anak-anak yang baru tahu ada profesi seperti miliknya. Meski begitu, ia menemukan beberapa anak yang berhasil menebak profesinya dari pakaian kerja yang dikenakan.
“Artinya anak SD sekarang sudah terpapar beragam profesi, berbeda dengan zaman saya kecil yang hanya tahu pilot, pramugari, atau dokter,” ujarnya. Ia berharap kegiatan ini terus berlanjut, karena baginya bukan hanya ia yang berbagi, tetapi ia juga banyak belajar dari anak-anak.
Di sekolah yang sama, Azka, 12 tahun sudah lama punya mimpi jadi masinis. Letak sekolah yang tak jauh dari rel kereta membuatnya terbiasa melihat kereta lewat setiap hari. Tapi hari itu, mimpi siswa kelas enam ini semakin mantap setelah mendengar cerita salah satu inspirator tentang dunia perkeretaapian. “Saya mau jadi masinis, soalnya seru.” kata Azka.
Alim Ngalimun, perwakilan guru dari SDN Pejaten Timur 07 Pagi juga mengaku senang sekolahnya menjadi salah satu lokasi Kelas Inspirasi tahun ini. Ia berharap anak-anak bisa mengambil berbagai cerita dan mendapatkan inspirasi soal ragam profesi yang ada. “Buat kami para guru, kami senang bisa mendapat koneksi baru dari berbagai profesi,” ujarnya.