
APA bintang terbesar di alam semesta? Salah satu kandidat utamanya adalah VY Canis Majoris, sebuah bintang raksasa merah hiper dengan diameter lebih dari 1.500 kali lipat Matahari. Jika ditempatkan di tata surya kita, ukurannya hampir menyentuh orbit Saturnus. Pertanyaannya, bagaimana mungkin bintang sebesar “monster” ini bisa terbentuk? Jawabannya ada pada evolusi bintang.
VY Canis Majoris adalah bintang raksasa merah hiper, berjarak sekitar 6.000 tahun cahaya dari Bumi. Meskipun merupakan salah satu bintang terbesar, massanya tidak sebesar itu–“hanya” sekitar 17 kali massa Matahari. Masih besar, tetapi jauh lebih kecil dibandingkan dengan bintang-bintang paling masif yang bisa mencapai hingga 300 massa Matahari. Namun, diameter VY Canis Majoris benar-benar jauh melampaui bintang-bintang raksasa itu. Apa yang sebenarnya terjadi?
Jawabannya, VY Canis Majoris sedang berada di penghujung hidupnya dan kita menyaksikannya di momen yang sangat langka.
Evolusi Bintang Raksasa
Semua bintang melakukan fusi hidrogen di inti mereka, mengubahnya menjadi helium. Seiring waktu, helium terus menumpuk, mirip polusi industri yang semakin menebal. Penumpukan ini mengganggu proses fusi, memaksa reaksi berjalan lebih cepat agar keseimbangan tetap terjaga.
Akhirnya, menjelang fase akhir kehidupannya, helium menumpuk sehingga fusi hidrogen bergeser ke lapisan cangkang di sekeliling inti. Proses ini menghasilkan radiasi yang sangat kuat, mendorong lapisan luar bintang hingga mengembang.
Fase ini dikenal sebagai fase raksasa merah (red giant phase). Dalam kurun waktu 4,5 miliar tahun, Matahari juga akan melewati fase ini, mengembang sampai menyentuh orbit Bumi dan karena atmosfer bintang pada fase ini jauh dari inti, suhunya menurun sehingga warnanya tampak merah.
Contoh terkenal lainnya adalah Betelgeuse (bintang di bahu konstelasi Orion) yang sudah berada dalam fase raksasa merah. Astronom memperkirakan Betelgeuse akan meledak sebagai supernova dalam satu juta tahun ke depan. Meskipun suhunya relatif dingin, permukaan bintang raksasa merah sangat luas, membuatnya sangat terang. Justru karena kecerahannya itu, banyak bintang yang bisa kita lihat dengan mata telanjang sebenarnya sudah mendekati akhir hidupnya.
Hal yang sama berlaku untuk VY Canis Majoris. Bintang ini sangat tidak stabil, terus berdenyut, meredup, lalu kembali terang. Tak lama lagi, ia akan meledak menjadi supernova. Bahkan, mungkin saja ledakan itu sudah terjadi ribuan tahun lalu, tapi cahayanya belum sampai ke Bumi.
R136a1: Bintang Paling Masif yang Pernah Ditemukan
Jika membicarakan bintang paling masif, gelar ini masih dipegang R136a1. Ukurannya hanya beberapa kali lebih besar dari Matahari, tetapi massanya mencapai 300 kali massa Matahari–hampir mendekati batas maksimum sebuah bintang.
Mengapa ada batas? Hal ini dikarenakan semakin ekstrem massa bintang, maka laju fusi di intinya akan sangat tinggi, menghasilkan radiasi luar biasa besar hingga mendorong atmosfer bintang.
Massa yang luar biasa juga menjadikan R136a1 menjadi bintang paling terang, memancarkan energi lebih dari 4,5 juta kali Matahari, meski sebagian besar berupa radiasi ultraviolet. Jika berada 40 tahun cahaya dari Bumi, bintang ini masih lebih terang dari Venus, bahkan dari bulan purnama sekalipun jika jaraknya seperti Proxima Centauri.
Akhir Hidup Bintang Supernova
Namun, bintang supermasif tidak hidup lama. Dalam beberapa juta tahun, R136a1 akan meledak sebagai supernova, tetapi proses kelahiran bintang baru di galaksi akan terus melahirkan penggantinya. (Space.com/P-4)