Program 3 juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dinilai berdampak positif ke industri keramik Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto, mengungkapkan utilisasi industri keramik domestik saat ini perlahan naik dari semula 65 persen pada 2024 menjadi 71 persen per semester I 2025.
Namun, angka tersebut dinilai masih di bawah target Asaki yang menginginkan peningkatan utilisasi keramik mencapai 85 persen.
"Kalau tahun depan bergulir 3 juta rumah dengan baik, 71 persen utilisasi itu bisa ditambah lagi dengan 17 persen. Artinya tahun depan utilisasi itu bisa mendekati 90 persen. Kalau gasnya lancar ditambah lagi program pemerintah 3 juta rumah ini bisa berjalan," ujar Edy, dikutip dari Antara, Sabtu (23/8).
Edy menjelaskan untuk program 3 juta rumah yang diusung Presiden Prabowo bisa membuat kebutuhan pasar domestik terhadap keramik meningkat hingga 108 juta meter persegi.
Edy optimistis menyambut program tersebut dengan melakukan ekspansi bisnis di periode 2025-2027 mencapai Rp 8 triliun.
"Rp 8 triliun investasi baru oleh member Asaki, ini ada tambahan kapasitas 90 juta meter persegi keramik per tahun akan menyerap 6 ribu karyawan baru," ungkap Edy.
Pemerintah Siapkan Rp 57,7 T untuk Program 3 Juta Rumah Tahun Depan
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah siap mengucurkan anggaran sebesar Rp 57,7 triliun untuk mendukung program 3 juta rumah pada 2026. Nantinya, anggaran tersebut akan digunakan untuk mendukung 770.000 rumah dalam berbagai program.
Sri Mulyani menuturkan alokasi terbesar dari anggaran tersebut adalah dukungan terhadap FLPP atau rumah subsidi sebesar Rp 33,5 triliun. Di samping itu, ada dukungan terhadap blending pembiayaan bersama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sebesar Rp 6,6 triliun.
Terdapat pula dukungan pembelian rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui Kementerian PKP berupa Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) senilai Rp 5,6 triliun, dan dukungan untuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau renovasi rumah mandiri mencapai Rp 8,6 triliun.
“Targetnya 2026 itu 373.939 rumah (BSPS) anggarannya naik cukup tajam Rp 8,6 triliun dari tahun ini Rp 1,4 triliun,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Kantor DJP, Jakarta Selatan pada Jumat (15/8).