Liputan6.com, Jakarta Kingsley Coman akhirnya mengakhiri perjalanannya bersama Bayern Munchen sebelum mencapai 100 pertandingan. Kurang dari sebulan menuju tonggak itu, pemain asal Prancis tersebut memilih meninggalkan Eropa dan bergabung dengan Al-Nassr.
Selama hampir sepuluh tahun berseragam Bayern, Coman mengoleksi deretan trofi luar biasa, dari gelar liga, sejumlah piala domestik, hingga satu trofi Liga Champions. Capaian itu menjadikannya salah satu pemain yang dicintai di klub Bavaria, meski tidak oleh semua pihak.
Coman mengakui bahwa keputusannya meninggalkan Bayern tidak sepenuhnya datang dari dirinya sendiri. Ada faktor internal yang turut memengaruhi keputusan besar tersebut.
Ada Pihak Klub yang Ingin Coman Pergi
Dalam pernyataannya, Coman menyinggung adanya bagian dari manajemen klub yang tidak lagi menginginkannya bertahan. “Di akhir proses transfer, ada hal-hal, yang tidak akan saya sebutkan, yang memperumit situasi,” ungkapnya, dikutip dari @iMiaSanMia.
“Saya tidak didorong keluar, tapi saya diberitahu bahwa klub terbuka untuk kemungkinan saya pergi karena situasi finansialnya,” lanjut Coman. “Saya dicintai oleh pelatih, fans, dan beberapa orang di dewan klub ... tapi tidak semua. Ada bagian dari klub yang ingin saya pergi. Dan hal itu cukup membebani pikiran saya.”
Meski demikian, Coman menegaskan bahwa hubungannya dengan Bayern tetap istimewa. Ia berjanji akan kembali ke Munchen untuk mengucapkan selamat tinggal secara pribadi kepada klub yang disebutnya paling dekat di hatinya.
Transfer Bernilai Modest dan Pertanyaan di Balik Keputusan Bayern
Kabar kepergian Coman memang tidak terlalu mengejutkan, mengingat Bayern melepasnya dengan nilai transfer yang terbilang rendah dibanding reputasi dan pengalamannya. Laporan-laporan sebelumnya juga menyinggung bahwa klub Jerman tersebut cukup terbuka terhadap kepergian mantan pemain Juventus itu.
Pernyataan Coman memberi isyarat bahwa sebagian anggota dewan klub menjadi pihak yang kurang mendukung keberadaannya di tim.