Tiga Digital Hub Perluas Akses Literasi Digital dan Keterampilan AI di Indonesia Timur

Peluncuran Digital Hub di Indonesia Timur.(Dok Markoding)

MARKODING (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa) bersama HP resmi meluncurkan Markoding Digital Hub di tiga kota prioritas di Indonesia Timur, yakni Kupang, Lombok, dan Bima. Inisiatif ini menghadirkan ruan pembelajaran digital berbasis komunitas yang dirancang untuk memperluas literasi digital, keterampilan dasar AI, dan akses teknologi bagi perempuan serta anak muda di wilayah dengan infrastruktur digital yang masih berkembang.

Peresmian tiga Digital Hub ini merupakan bagian dari partisipasi Markoding dalam program global HP Digital Equity Accelerator (DEA) 2025. Program tersebut mendukung organisasi nirlaba dengan pendanaan, teknologi, serta pendampingan teknis untuk meningkatkan kesetaraan digital bagi kelompok prasejahtera.

Langkah ini dinilai penting di tengah kebutuhan talenta digital yang terus meningkat. Pasalnya, riset menunjukkan hanya satu dari lima perempuan Indonesia yang memiliki akses internet, sementara 80% anak di pedesaan belum memiliki akses komputer. Tantangan serupa juga terlihat pada anak muda dengan 25% di antaranta masih berstatus NEET (Not in Education, Employment, or Training). 

Markoding menilai kesenjangan ini hanya bisa dijawab melalui pendekatan komunitas yang menyediakan akses langsung dan pelatihan digital praktis.

Founder & CEO Markoding, Amanda Simandjuntak, menegaskan bahwa dukungan DEA membuat ekspansi ini dapat terlaksana lebih cepat dan tepat sasaran.

“Dukungan melalui Digital Equity Accelerator memungkinkan kami mewujudkan visi Markoding Digital Hub di Indonesia Timur. Ini merupakan langkah strategis untuk memberdayakan lebih banyak perempuan dan anak muda yang tertinggal dalam akses digital,” beber Amanda dikutip dari keterangan yang diterima, Kamis (4/12).

Sejak diluncurkan tiga tahun lalu, program DEA telah mendukung 27 organisasi di sembilan negara dan menjangkau lebih dari sembilan juta orang. HP menargetkan 150 juta penerima manfaat melalui berbagai inisiatif kesetaraan digital pada tahun 2030.

“Keterampilan digital membuka banyak peluang, dan setiap orang berhak mendapat kesempatan untuk memanfaatkannya. Melalui kolaborasi dengan Markoding, kami berharap dapatmemberdayakan lebih banyak perempuan dan anak muda agar percaya diri dan siap menghadapi dunia kerja masa depan. Kami tak sabar melihat ide-ide baru dan pertumbuhan inklusif yang lahir dari Hub ini,” ujar Presiden Direktur HP Indonesia Juliana Cen. 

Markoding Digital Hub menyediakan akses internet gratis, perangkat digital, ruang belajar, serta berbagai pelatihan yang dirancang untuk memperkuat keterampilan digital dasar maupun lanjutan. Program yang disediakan meliputi literasi perangkat, keamanan internet, literasi keuangan digital, pengenalan AI, pengembangan web, pemasaran digital, hingga pelatihan kewirausahaan bagi UMKM.

Selain sebagai ruang belajar, Digital Hub juga didesain menjadi pusat kolaborasi komunitas dengan berbagai kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh sekolah, UMKM lokal, hingga organisasi masyarakat untuk memperkuat jejaring dan mendorong inovasi lokal. 

Untuk menunjang operasional, setiap hub dilengkapi 63 unit laptop HP 240 G10, printer HP Smart Tank 580, Poly Trio C60 IP Conference Phone untuk kegiatan hybrid, serta headset untuk mendukung pembelajaran daring.

Pemerintah daerah pun turut menyambut inisiatif ini. Bupati Bima melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Fatahullah, mengatakan kehadiran Markoding Hub di Kabupaten Bima merupakan wujud nyata dukungan terhadap penguatan literasi digital dan percepatan transformasi pendidikan di era teknologi. 

“Pemerintah Kabupaten Bima memberikan apresiasi tinggi atas fasilitasi dan dukungan penuh yang diberikan Markoding Digital Hub,” sebut dia.

Secara keseluruhan, pendirian tiga Digital Hub ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital Indonesia dari tingkat akar rumput. Dengan memperkuat keterampilan perempuan dan anak muda, inisiatif ini membuka jalan bagi partisipasi ekonomi yang lebih inklusif, peningkatan daya saing talenta lokal, serta kesiapan masyarakat menghadapi dunia kerja yang semakin terdorong teknologi. (E-4)