Hari AIDS Sedunia: Galakkan Edukasi Publik dan Lawan Stigma

(FreePik.com)

Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia (World AIDS Day), Spesialis Penyakit Dalam RSUDZA, dr. Masra Lena Siregar, SpPD-KPTI, FINASIM, menyoroti tantangan krusial dalam penanganan HIV/AIDS di Aceh dan Indonesia. 

Dalam sebuah dialog di radio,di Banda Aceh, Sabtu (7/12/2025), dr. Masra menegaskan bahwa fokus utama harus diarahkan pada edukasi publik dan penghapusan stigma.

STIGMA SEBAGAI TANTANGAN TERBESAR
Menurut dr. Masra, akar dari rendahnya angka deteksi dini adalah stigma sosial dan diskriminasi yang masih kuat.

Dampaknya, stigma menyebabkan banyak orang takut memeriksakan diri atau memulai terapi, sehingga kasus sering ditemukan terlambat dan pasien sudah mengalami komplikasi serius.

Sehingga solusinya, edukasi publik harus diperluas, terutama mengenai cara penularan, pencegahan, dan manfaat terapi, agar masyarakat memiliki pemahaman yang benar.

PERKEMBANGAN POSITIF DALAM PENANGANAN
Meskipun tantangan stigma masih ada, dr. Masra menilai perkembangan penanganan HIV di Indonesia cukup menggembirakan.

Akses obat Antiretroviral (ARV) kini lebih merata dan mudah dijangkau, termasuk di Aceh.

Penguatan jejaring layanan, dari fasilitas kesehatan primer hingga rumah sakit rujukan, terus dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

dr Masra menekankan bahwa dengan terapi yang tepat dan rutin, orang dengan HIV dapat hidup sehat dan produktif.

PENTINGNYA SKRINING RUTIN DAN KOLABORASI
dr Masra juga mendesak masyarakat, terutama kelompok berisiko, untuk tidak takut melakukan skrining rutin.

"Pemeriksaan dini dapat mencegah penularan lebih luas dan memungkinkan pasien memulai terapi sebelum kondisi menurun. Seluruh layanan dilakukan dengan menjaga privasi dan kerahasiaan pasien," tegasnya.

HARAPAN DI HARI AIDS SEDUNIA
Menutup dialog, dr. Masra menegaskan bahwa perjuangan melawan HIV/AIDS membutuhkan kolaborasi total dari pemerintah, tenaga kesehatan, media, dan seluruh lapisan masyarakat.

Harapan akhir dari upaya ini adalah Indonesia dapat mencapai target 'zero new infection, zero discrimination, dan zero AIDS-related death'. (H-1)