GP Abu Dhabi Jadi Balapan Penentu Juara Dunia F1

Ilustrasi.(AFP/GEOFF ROBINS)

GP Abu Dhabi pada Minggu (7/12) akan menentukan siapa yang menjadi juara dunia Formula 1 musim 2025. Tiga pembalap masih berpeluang mengangkat trofi tertinggi di Yas Marina.

Usai 23 dari 24 seri, Lando Norris memimpin kejuaraan dengan 408 poin. Pembalap McLaren itu unggul 12 poin atas Max Verstappen dari Red Bull, dan 16 poin dari rekan setimnya, Oscar Piastri. 

Hal tersebut menjadi pertama kalinya sejak 2010 gelar juara melibatkan lebih dari dua pembalap di seri pamungkas.

Bagi Lando Norris hanya perlu finis tiga besar untuk memastikan gelar dunia perdananya, apa pun hasil yang diraih para rival. Secara teori, syarat tersebut terlihat sederhana mengingat McLaren tampil dominan musim ini, termasuk ketika memastikan gelar konstruktor dua bulan lalu di Singapura.

Namun catatan musim ini memperlihatkan Norris enam kali gagal menembus podium, termasuk diskualifikasi dari posisi kedua di Las Vegas akibat pelanggaran teknis. Kendati demikian, ia punya modal positif dengan kemenangan di Abu Dhabi tahun lalu.

Sedangkan bagi Max Verstappen memiliki kenangan manis di Yas Marina ketika memenangi duel kontroversial melawan Lewis Hamilton pada lap terakhir yang mengantarnya meraih gelar dunia 2021, memulai empat musim beruntun di puncak.

Kemenangan di Qatar pekan lalu membuka peluang mempertahankan gelar setelah ia sempat tertinggal 104 poin pada Agustus lalu. Untuk menjadi juara, Verstappen wajib menang di Abu Dhabi dan berharap Norris finis tidak lebih tinggi dari posisi keempat.

Sementara, peluang Oscar Piastri memang tipis, tetapi musim yang penuh kejutan membuatnya belum bisa dicoret dari persaingan. Seusai tampil impresif di Qatar, pembalap Australia itu mengakui situasi yang dihadapi tidak mudah.

“Saya membutuhkan banyak hal berjalan sesuai keinginan saya,” ujarnya dikutip dari AFP.

Skenario bagi Piastri cukup jelas. Ia harus finis pertama atau kedua dan menunggu kedua rival gagal tampil kompetitif.

Akhir pekan ini pun dipastikan menjadi salah satu penutup musim paling mendebarkan dalam sejarah Formula 1 modern. (I-3)