Aufa Assagaf dan Jimmy Kobogau Kaget Jalani Latihan Keras Seperti Kopassus untuk Film 'Timur'

Para Pemain Film Timur(MI/Ghifari)

PROSES produksi film Timur menuntut dedikasi fisik dan mental yang luar biasa dari para pemainnya. Dua aktor pendukung utama, Aufa Assagaf sebagai Apollo dan Jimmy Kobogau sebagai Sila, mengungkapkan bahwa mereka wajib menjalani persiapan yang sangat intensif selama kurang lebih dua bulan. 

Persiapan ini vital untuk menyeimbangkan tuntutan aksi dengan kedalaman drama yang menjadi fokus utama sutradara, Iko Uwais.

Jimmy dan Aufa sepakat bahwa waktu dua bulan tersebut dihabiskan untuk reading, latihan koreografi, serta pembangunan chemistry di kantor Wise Pictures. 

Jauh dari sekadar latihan fisik biasa, periode ini adalah kunci untuk menciptakan ikatan persaudaraan yang kompleks antara karakter mereka.

"Kami latihan buat koreonya, dua bulan kurang lebih. Dan itu buat latihan fisik, hampir setiap hari kita di situ," jelas Jimmy di Epicentrum (4/12).

Tuntutan untuk tampil otentik semakin diperketat pada karakter Sila, yang merupakan seorang anggota Kopassus. Jimmy mengungkapkan bahwa ia bahkan harus menjalani bootcamp selama satu minggu penuh.

"Kami di bootcamp satu minggu untuk mendalami gimana menjadi marwah seorang Kopassus. SOP pegang senjata, SOP penyergapan, hand signal. Saya dilatih ada mental dan fisik. Sikapnya seorang prajurit, itu dilatih," tutur Jimmy. 

Persiapan detail ini memastikan bahwa karakter Sila yang ia bawakan meyakinkan, mulai dari postur hingga etika prajurit.

Sementara itu, Aufa Assgaf menceritakan bahwa di awal kolaborasi, ia sempat merasa tidak percaya diri. Namun, proses pelatihan yang intens tersebut didukung penuh oleh gaya penyutradaraan Iko Uwais yang non-diktatorial. Iko justru mendorong aktornya untuk menyajikan interpretasi organik terhadap karakter.

"Bang Iko tidak mendikte aktor-aktornya. Tapi lebih keinterpretasimu terhadap karakter ini, silakan tunjukkan," ujar Aufa.

Pendekatan ini memungkinkan para aktor untuk menemukan koneksi emosional yang mendalam tanpa dibebani tuntutan teknis semata. Menurut Iko Uwais sendiri, yang mendambakan filmnya "drama banget," persiapan keras ini adalah fondasi.

"Dramanya itu menjadi motivasi supaya action-nya makin kerasa banget," tegas Iko.

Dengan persiapan fisik dan emosional yang ketat selama dua bulan, Aufa dan Jimmy berhasil menciptakan dinamika persaudaraan yang terasa kuat, membuat eksekusi di lokasi syuting menjadi lebih lancar dan meninggalkan kesan mendalam bagi penonton. 

Komitmen terhadap pelatihan ini adalah bukti totalitas kru dan pemain untuk mengangkat tema persaudaraan Indonesia Timur ke layar lebar dengan kualitas terbaik. (Z-4)