WHO Luncurkan Pedoman Baru soal Obat Glucagon-Like Peptide-1 alias GLP-1 untuk Terapi Obesitas

1 day ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pedoman baru soal Glucagon-Like Peptide-1 (GLP-1) untuk obesitas.

Pedoman ini dirilis pada 1 Desember 2025 untuk mengatasi tantangan kesehatan global yang semakin meningkat akibat obesitas. Penyakit ini memengaruhi lebih dari 1 miliar orang.

Maka dari itu, WHO merilis pedoman pertamanya tentang penggunaan terapi GLP-1 untuk mengobati obesitas sebagai penyakit kronis dan kambuhan.

Obesitas memengaruhi orang di setiap negara dan dikaitkan dengan 3,7 juta kematian di seluruh dunia pada 2024. Tanpa tindakan tegas, jumlah pasien obesitas diproyeksikan akan berlipat ganda pada 2030.

Pada September 2025, WHO menambahkan terapi GLP-1 ke dalam Daftar Obat Esensial untuk mengelola diabetes tipe 2 pada kelompok berisiko tinggi. Dengan pedoman baru ini, WHO mengeluarkan rekomendasi bersyarat untuk penggunaan terapi ini guna mendukung pasien obesitas dalam mengatasi tantangan kesehatan serius ini. Obat ini digunakan sebagai bagian dari pendekatan komprehensif yang mencakup pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan dukungan dari tenaga kesehatan profesional.

"Obesitas merupakan tantangan kesehatan global utama, WHO berkomitmen untuk atasi dengan mendukung negara-negara dan masyarakat di seluruh dunia untuk mengendalikannya secara efektif dan adil,” ujar Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, dilansir laman resmi WHO pada Senin (1/12/2025).

“Panduan baru kami mengakui bahwa obesitas adalah penyakit kronis yang dapat diobati dengan perawatan komprehensif dan seumur hidup. Meskipun pengobatan saja tidak akan menyelesaikan krisis kesehatan global ini, terapi GLP-1 dapat membantu jutaan orang mengatasi obesitas dan mengurangi dampak buruknya," tambahnya.

Obesitas adalah penyakit kronis yang kompleks dan merupakan pemicu utama penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Obesitas juga berkontribusi terhadap hasil yang lebih buruk bagi pasien yang mengidap penyakit menular.

Selain dampak kesehatannya, biaya ekonomi global akibat obesitas diperkirakan mencapai US$ 3 triliun per tahun pada tahun 2030. Pedoman ini dapat membantu upaya untuk mengurangi lonjakan biaya kesehatan yang terkait dengan pengelolaan kondisi tersebut dan komplikasi kesehatan terkait.

2 Rekomendasi Kondisional Utama

Pedoman WHO yang baru berisi dua rekomendasi kondisional utama, yakni:

Rekomendasi Pertama

Terapi GLP-1 dapat digunakan oleh orang dewasa, tetapi tidak termasuk wanita hamil, untuk pengobatan obesitas jangka panjang.

Meskipun efikasi terapi ini dalam mengobati obesitas dan meningkatkan hasil metabolik serta hasil lainnya telah terbukti, rekomendasi ini bersifat kondisional karena terbatasnya data mengenai efikasi dan keamanan jangka panjangnya, pemeliharaan dan penghentiannya, biaya saat ini, kesiapan sistem kesehatan yang tidak memadai, dan potensi implikasi ekuitas.

Rekomendasi Kedua

Intervensi perilaku intensif, termasuk intervensi terstruktur yang melibatkan pola makan sehat dan aktivitas fisik, dapat ditawarkan kepada orang dewasa dengan obesitas yang diresepkan terapi GLP-1. Hal ini didasarkan pada bukti dengan kepastian rendah yang menunjukkan bahwa terapi ini dapat meningkatkan hasil pengobatan.

Obat Saja Tidak Cukup

WHO tak memungkiri bahwa obat saja tak cukup untuk menjawab tantangan obesitas.

Meskipun terapi GLP-1 merupakan pilihan pengobatan pertama yang efektif untuk orang dewasa dengan obesitas, pedoman WHO menekankan bahwa obat saja tidak akan menyelesaikan masalah. Obesitas bukan hanya masalah individu, tetapi juga tantangan sosial yang membutuhkan tindakan multisektoral.

Penanggulangan obesitas memerlukan reorientasi mendasar dari pendekatan yang ada saat ini menuju strategi komprehensif yang dibangun dengan tiga pilar, yakni:

  • Menciptakan lingkungan yang lebih sehat melalui kebijakan yang kuat di tingkat populasi untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah obesitas;
  • Melindungi individu yang berisiko tinggi terkena obesitas dan komorbiditas terkait melalui skrining yang terarah dan intervensi dini yang terstruktur; dan
  • Memastikan akses terhadap perawatan seumur hidup yang berpusat pada individu.

Perlu Petimbangan Kebijakan yang Matang

Pedoman ini menekankan pentingnya akses yang adil terhadap terapi GLP-1 dan mempersiapkan sistem kesehatan untuk penggunaan obat-obatan ini.

Tanpa kebijakan yang matang, akses terhadap terapi ini dapat memperburuk disparitas kesehatan yang ada. WHO menyerukan tindakan segera terkait manufaktur, keterjangkauan, dan kesiapan sistem untuk memenuhi kebutuhan global.

Meskipun produksinya meningkat pesat, terapi GLP-1 diproyeksikan hanya menjangkau kurang dari 10 persen dari mereka yang dapat memperoleh manfaat pada tahun 2030. Pedoman ini mengimbau komunitas global untuk mempertimbangkan berbagai strategi guna memperluas akses, seperti pengadaan terpadu, penetapan harga berjenjang, dan lisensi sukarela, di antara strategi lainnya

WHO menyusun pedoman ini sebagai tanggapan atas permintaan dari Negara-negara Anggotanya yang ingin mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh obesitas. Proses penyusunan pedoman ini melibatkan analisis ekstensif terhadap bukti yang tersedia. Dan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang-orang yang memiliki pengalaman langsung.

Pedoman ini merupakan capaian utama dalam rencana percepatan WHO untuk menghentikan obesitas dan akan diperbarui secara berkala seiring munculnya bukti baru.

Selama tahun 2026, WHO akan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait untuk mendorong pengembangan kerangka kerja prioritas yang transparan dan adil guna memastikan mereka yang paling membutuhkan diprioritaskan.

Respons Kemenkes RI

Merespons pedoman baru ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi, mengatakan pihaknya akan melakukan pengkajian.

“Iya sekarang WHO sudah rekomendasikan obat kan untuk penanganan obesitas, itu akan dikaji dulu. Jadi standar penanganan obesitas, termasuk tatalaksana pengobatannya,” kata Nadia melalui pesan singkat, Jumat (5/12/2025).

Dia menambahkan, pihaknya tengah meng-update Pedoman Nasional Praktek Klinis (PNPK) untuk obesitas. Pasalnya, dari haris Cek Kesehatan Gratis (CKG), obesitas termasuk 5 masalah kesehatan besar di kelompok dewasa dan lanjut usia (Lansia).

“Saat ini kita sedang meng-update PNPK untuk obesitas, karena dari hasil CKG, obesitas termasuk masalah kesehatan yang termasuk 5 besar pada kelompok dewasa dan lansia,” ujar Nadia.

Pengkajian GLP-1 untuk jadi standar penanganan obesitas juga tengah dikaji, termasuk soal tata laksananya. Pasalnya, selama ini obat tersebut digunakan untuk pasien obesitas dengan gejala penyakit lain seperti gangguan jantung.

“Selama ini penggunaan obat (GLP-1) pada mereka yang obesitas dengan gejala penyakit lain seperti sudah ada gangguan jantung dan sulit mobilisasi,” jelasnya.

Nadia menambahkan, penggunaan GLP-1 sebagai terapi obesitas di Indonesia juga akan dibicarakan dulu dengan para ahli untuk menghimpun masukan.

“Nah, nanti kita bicarakan juga masukan dari para ahli tentang penggunaan obat pada penderita obesitas.”

Lantas, apakah ke depannya terapi GLP-1 untuk obesitas ini akan ditanggung BPJS Kesehatan?

“Untuk indikasi masuk BPJS tentu akan dikaji dulu,  biasanya dilakukan HTA (Health Technology Assessment/ Penilaian Teknologi Kesehatan) dulu dan availabilitas obat di Indonesia.

Read Entire Article