Istanbul (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan bahwa dirinya telah membahas pembatasan senjata nuklir dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, termasuk rencana untuk melibatkan China dalam upaya denuklirisasi.
“Kami sedang membahas mengenai pembatasan senjata nuklir. Kami akan melibatkan China dalam hal ini,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office, Senin (25/8)
“Kami memiliki senjata nuklir terbanyak. Rusia memiliki jumlah terbanyak kedua, dan China ketiga,” tambahnya.
Trump menyebut Beijing saat ini berada di belakang Washington dan Moskow, namun menggarisbawahi bahwa kemampuan nuklir China berkembang pesat.
“China memang jauh tertinggal jauh, tapi mereka akan mengejar kami (AS) dalam lima tahun,” ucapnya.
Baca juga: Kapal penjelajah bertenaga nuklir Rusia akan mulai uji coba laut
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Rusia dan AS bersama-sama memiliki sekitar 90 persen dari seluruh senjata nuklir di dunia.
SIPRI memperkirakan bahwa China saat ini memiliki setidaknya 600 hulu ledak nuklir.
“Saya pikir denuklirisasi adalah permainan yang sangat besar, tapi Rusia bersedia melakukannya, dan saya pikir China juga akan bersedia untuk melakukannya,” ujar Trump kepada wartawan dalam pernyataan terpisah saat menjamu Presiden baru Korea Selatan, Lee Jae-myung.
Menegaskan bahwa penyebaran senjata nuklir tidak boleh dibiarkan, Trump berkata: “Kita harus menghentikan senjata nuklir. Kekuatannya terlalu besar,” ucap dia.
Baca juga: Dampak bom atom Hiroshima dan Nagasaki: Korban dan kerusakan masif
Lebih lanjut, Trump menekankan bahwa kunjungan Putin ke Alaska pada 15 Agustus menunjukkan komitmennya terhadap proses negosiasi, merujuk pada konflik Rusia-Ukraina.
“Fakta bahwa ia datang ke Alaska, negara kita, saya pikir, merupakan pernyataan besar bahwa dia ingin menyelesaikan ini,” kata Trump.
Namun, ia juga menyampaikan kekesalannya terhadap serangan Rusia yang masih berlanjut di Ukraina.
“Setiap percakapan saya dengannya adalah percakapan yang baik. Lalu kemudian, sayangnya, sebuah bom dikirim ke Kiev… dan kemudian saya akan sangat marah,” ujarnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Korut ubah strategi militer, tingkatkan jumlah nuklir besar-besaran
Baca juga: Tiga negara Eropa adakan perundingan nuklir dengan Iran di Jenewa
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.