Beijing (ANTARA) - Data faktur pajak pertambahan nilai terbaru dari Administrasi Perpajakan Negara China menunjukkan bahwa lonjakan harga emas mendorong peningkatan pendapatan penjualan perhiasan nasional sebesar sekitar 41,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada liburan yang berlangsung selama delapan hari tersebut.
Umumnya, toko-toko emas selama liburan panjang dipadati konsumen yang membeli emas sebagai hadiah untuk pernikahan teman dan keluarga. Namun, liburan kali ini berbeda. Toko-toko dipenuhi konsumen yang membeli emas untuk tujuan investasi, bersama dengan pembeli muda yang memiliki preferensi lebih rasional, yang menyeimbangkan nilai simpanan dengan daya tarik estetika.
Sejak awal tahun, harga emas global melonjak, dan pasar emas domestik China mengikuti tendensi tersebut, memperpanjang tren kenaikan harganya dan memicu lonjakan belanja selama Pekan Emas (Golden Week), liburan gabungan Hari Nasional China dan Festival Pertengahan Musim Gugur, yang berlangsung dari 1 hingga 8 Oktober.
Di tengah rekor lonjakan harga emas global selama liburan, para pramuniaga toko emas di pusat bisnis perhiasan Shuibei Wanshan di Shenzhen, China selatan, terus sibuk melayani pelanggan.
"Ketika harga emas naik tajam, kami harus menyesuaikan harga produk dua kali sehari," ungkap Chen Jinyan, seorang pramuniaga wanita di toko tersebut.
Seorang pelanggan wanita yang datang untuk membeli perhiasan emas mengaku pernah menentang rencana putranya untuk membeli gelang emas 20 gram karena harga emas yang tinggi. Secara tak terduga, anaknya mendapat keuntungan lebih dari 900 yuan hanya 20 hari setelah membelinya.
"Sepertinya nilai emas benar-benar bisa terjaga, dan saya juga berencana membeli perhiasan emas," ujarnya.
Li Qiyao, seorang guru tari, membeli emas butir (gold bean) selama Pekan Emas dan membeli 1 gram emas butir setiap bulan sebagai strategi tabungan. Dia mengaku memiliki lebih dari selusin emas butir, merasa sangat aman dengan mengoleksinya, dan mudah untuk mencairkannya secara tunai atau meleburnya menjadi gelang di kemudian hari.
Ragam produk emas yang ditawarkan di pasaran sangat mengagumkan, dan seiring kenaikan harga, stiker emas untuk ponsel dengan ukiran ucapan selamat seperti "Semoga Kamu Sejahtera, Putri Tercinta" menjadi favorit baru konsumen. Banyak pembeli menghias ponsel mereka dengan stiker ini karena terpikat oleh gayanya yang trendi maupun kenyamanan emosional yang diberikan.
Bahkan produk emas yang lebih ringan, yang beratnya 0,01 gram atau kurang, juga laku keras di pasaran, dengan kalung, pelindung (case) ponsel, dan rantai dalam kategori ini laris manis selama liburan. Menurut Chen, produk emas semacam itu populer di tokonya, dengan banyak pelanggan membeli puluhan sekaligus untuk diberikan kepada anggota keluarga dan teman.
Pasar daur ulang emas juga mulai berkembang di pusat bisnis tersebut selama liburan. Seorang pelanggan bermarga Liu datang ke pusat bisnis itu untuk membeli manik-manik emas untuk kalungnya dan belajar tentang daur ulang emas. Dia mengatakan ingin mengganti anting-anting emasnya yang sudah berumur puluhan tahun dengan yang baru dan trendi jika harganya bagus.
Menurut pengumuman dari beberapa merek perhiasan emas dalam negeri China pada Sabtu (11/10), harga perhiasan emas murni di beberapa toko domestik negara itu menembus angka 1.180 yuan per gram. Analis industri mengatakan harga emas spot dalam denominasi yuan melonjak lebih dari 48 persen sejauh tahun ini, menyebut 2025 sebagai "tahun super" bagi emas.
Di kancah internasional, harga emas telah menembus ambang batas 3.000 dolar AS dan 4.000 dolar AS per ons dalam waktu sekitar enam bulan tahun ini. Dewan Emas Dunia (World Gold Council) mengatakan dalam laporan barunya bahwa harga emas naik 47 persen sejak awal 2025 hingga 7 Oktober, menandai keuntungan tertinggi dalam setahun sejak 1979.
Seiring kenaikan harga emas, emas batangan berkualitas investasi sangat diminati di pasar, menjadikan pasar ini sangat berbasis investasi.
Berinvestasi dalam emas bukanlah jaminan keuntungan, harga emas lebih bergantung pada kesediaan investor berikutnya untuk menawar, kata Hu Jie, profesor di Shanghai Advanced Institute of Finance, Universitas Jiao Tong Shanghai, sambil memperingatkan tentang volatilitas pasar emas.
"Dalam jangka pendek, laju kenaikan harga emas telah melampaui ekspektasi dan ada kemungkinan overheating, tetapi tren jangka menengah hingga panjang emas tetap bullish," kata Liu Richeng, manajer perdagangan berjangka dan spot di Shandong Energy Group.
Liu percaya bahwa sebagai penyeimbang dalam permainan aset global utama, emas masih dihargai berdasarkan ketidakpastian masa depan pasar, termasuk geopolitik, kebijakan moneter internasional, dan kredibilitas dolar AS.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.