Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) Christina Aryani menyoroti pentingnya penguasaan bahasa Jepang tingkat lanjut bagi pekerja migran Indonesia yang ingin mengisi peluang kerja di sektor logistik dan transportasi di Prefektur Aichi, Jepang.
"Untuk sektor transportasi seperti sopir bus dan taksi, kompetensi bahasa menjadi syarat mutlak," kata Wamen Christina dalam keterangan yang dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam kunjungan kerjanya di Prefektur Aichi, Jepang, Sabtu (23/8).
Christina menyampaikan bahwa meskipun Aichi dikenal sebagai pusat industri manufaktur dengan pabrik-pabrik besar, kebutuhan tenaga kerja asing di sektor tersebut relatif terbatas karena telah banyak terautomatisasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Peluang besar, kata dia, justru terbuka di sektor logistik, transportasi dan perawat lanjut usia (lansia).
Untuk mengisi peluang tersebut, Christina mengatakan kemampuan bahasa Jepang yang diperlukan tidak cukup hanya bisa berbahasa standar, tetapi harus menguasai bahasa Jepang tingkat lanjutan.
Hal itu dinilai penting karena pekerja harus mampu membaca rambu lalu lintas di jalan raya sekaligus berkomunikasi langsung dengan pengguna layanan.
Christina mengatakan selain kemampuan bahasa, calon pekerja migran Indonesia juga wajib lulus tes resmi yang diselenggarakan Pemerintah Jepang sebagai prasyarat utama perekrutan.
"Kebutuhan tenaga kerja asing di sektor transportasi cukup tinggi, namun hanya bisa diisi oleh mereka yang memiliki kompetensi bahasa mumpuni," katanya.
"Karena itu, penyiapan pekerja migran di dalam negeri harus diarahkan pada penguasaan bahasa Jepang lanjutan agar mampu bersaing dan memenuhi standar ketat di Jepang," imbuhnya.
Selain ke Prefektur Aichi, Wamen Christina juga melakukan kunjungan balasan ke Prefektur Mie untuk membahas tindak lanjut dari implementasi perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani di Jakarta, pada Mei lalu.
"Harapan kami MoU bisa segera diimplementasikan, sehingga model kerja sama ini bisa direplikasi ke prefektur lain di Jepang," kata Christina.
Selain bertemu dengan Wakil Gubernur Prefektur Mie, Wamen Christina dan rombongan juga bertemu dengan ketua dan anggota parlemen Prefektur Mie.
Mereka, kata Christina, mendukung kelancaran kerja sama penempatan dan pengembangan kemampuan pekerja migran Indonesia.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.