Jakarta -
Pimpinan Sementara DPRD Kota Surabaya Bahtiar Rifai mengatakan pihaknya terus mendorong program pembangunan di Kota Surabaya dengan metode berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar pemerataan infrastruktur dapat dirasakan di semua wilayah.
Politisi Partai Gerindra itu menyampaikan gagasannya di Komisi A dan juga implementasi saat Musrembang. Bahtiyar menegaskan pembangunan berkesinambungan ini sangat penting diterapkan di lapangan melalui strata kepemimpinan akar rumput, yakni kelurahan.
"Contohnya begini, membangun saluran jangan bangun ketika kebutuhannya 100 meter tapi yang dibangun hanya 30 meter. Jangan sampai ketika lurahnya ganti, maka fokus pembangunannya berubah," kata Bahtiyar dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Musrebang ini, kata Bahtiyar, pihaknya melibatkan RT/RW sebagai salah satu cara pemetaan yang tetap. Di sana, aspirasi dari masyarakat bisa terserap langsung, terlebih dalam hal pembangunan.
"Jadi yang urgent itu diutamakan. Jangan yang tidak urgent yang diutamakan," ujarnya.
Ia mencontohkan saat dirinya turun ke akar rumput, masih banyak pembangunan di tingkat kelurahan yang belum berkesinambungan. Salah satunya di kawasan Kedungdoro, Surabaya. Di sana, ditemukan pembangunan saluran drainase yang sudah berjalan. Namun, ada beberapa keseimbangan alam yang perbaikan ulang jalannya belum terealisasi hingga sekarang.
"Penataan itu penting agar tidak berdampak pada masyarakat. Contoh kecil di Petemon itu satu gang full dibangun gorong-gorong dan diaspal. Nah itu bagus. Harapan saya ya di daerah lain itu berkesinambungan," jelasnya.
Lebih lanjut, Bahtiar menyinggung jika pembangunan belum terselesaikan, tetapi ada pergantian pejabat di tingkat kelurahan. Menurutnya, hal tersebut bisa mengubah kebijakan di lokasi tersebut. Oleh karena itu, ia mendorong pejabat di tingkat kelurahan untuk meningkatkan inovasinya dalam hal pembangunan yang berkesinambungan. Dengan begitu, koordinasi dengan dinas terkait bisa terfasilitasi dengan tepat, cepat, dan membawa dampak positif hingga dampak ekonomi hijau.
"Kami akan mengawal betul setiap program yang ada di kelurahan. Karena harapan kami, APBD itu dapat dirasakan penuh oleh masyarakat. Saat ini memang saluran yang penting untuk mencegah adanya banjir di Surabaya," tandasnya.
Selain itu, Bahtiar juga mendorong pembangunan rumah sakit di kawasan Surabaya Selatan agar bisa terealisasi pada tahun 2025 mendatang. Pembangunan rumah sakit di wilayah Surabaya Selatan akan melengkapi RSUD di Kota Surabaya yang saat ini sudah memiliki RSUD Soewandhi untuk wilayah Utara Surabaya, serta RS BDH yang sudah dibangun di wilayah barat yang saat ini sudah bisa meng-cover wilayah sana, dan terbaru pembangunan Rumah Sakit Surabaya Timur.
"Tinggal selatan yang belum ada. Fokusnya adalah bagaimana melakukan pembangunan berkesinambungan mulai dari perkampungan, kelurahan, hingga ke kota dan berkelanjutan," ungkap Bahtiar.
Bahtiar pun membahas tentang kebutuhan tenaga kesehatan. Ia mendorong agar rekrutmennya memprioritaskan orang-orang ber-KTP Surabaya. Sebab saat ini, menurut Bahtiar, ketersediaan nakes di Surabaya sangat banyak.
"RSUD Surabaya Timur itu sudah jadi sudah berdiri (bangunannya). Tinggal alkesnya segera direalisasikan. Lalu untuk Surabaya selatan itu harus segera direalisasikan karena selatan belum ada itu RSUD untuk meng-cover masyarakat di selatan," tandasnya.
(akn/ega)