Deflasi 5 Bulan Beruntun: Tanda Lemahnya Daya Beli atau Musiman?

2 days ago 3
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Game Demo Mahjong Ways 2, Antara Fakta dan Mitos: Menang di Game Demo Sama Dengan Akun Terbaik
Fenomena "Beginner's Luck" di Server Thailand: Pandangan dari Master Cun
Inilah 3 Zodiak yang Akan Mendapatkan Kemenangan Beruntun di Mahjong Ways Pada Bulan Oktober Ini
Inilah Beberapa Fakta Mengejutkan Mengenai Scatter Hitam di Mahjong Ways
Mengatasi Stress Berlebihan Bersama WINJUDI: Mahjong Ways Permainan Menurunkan Tingkat Stress
Sisa Hidup Bahagia hingga Tutup Usia: Kumpulkan Dana Masa Tua Dari Mahjong Ways
Metode Terbaru Dari Komunitas Game Online Thailand: Terapkan Pola dan Jam Berikut Ini Di Semua Server! Pasti Menang?
Financial Freedom Sudah di Depan Mata: Tips dan Trik Mahjong Ways Ini Akan Merubah Hidup Anda Menjadi Kaya Raya
Jatuh Cinta Pada Kemenangan Pertama: Temukan Panduan Menang Besar di Mahjong Ways
Capek Selalu Kalah di Mahjong Ways? Cobain 5 Pola Terbaik ini Supaya Kamu Menang Terus!
winjudi slot online winjudi online winjudi situs winjudi online slot gacor online terbaru situs slot gacor online terbaru link slot gacor online terbaru demo slot gacor online terbaru rtp slot gacor online terbaru Akun slot gacor Akun situs slot gacor Akun link slot gacor Akun demo slot gacor Akun rtp slot gacor Akun slot gacor online terbaru Akun situs slot gacor online terbaru Akun link slot gacor online terbaru Akun demo slot gacor online terbaru Akun rtp slot gacor online terbaru informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online winjudi slot online
Penjual cabai di pasar terbesar Mardika Ambon, Maluku, Rabu (6/12/2023). Foto: kumparan

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia kembali mengalami deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan (mtm) pada September 2024. Ini melanjutkan tren deflasi yang telah terjadi selama lima bulan berturut-turut. Bahkan, kondisi tersebut mendekati kondisi saat krisis finansial 1999, saat itu Indonesia mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut.

Ekonom Senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengungkapkan deflasi merupakan indikasi kuat terjadinya pelemahan daya beli masyarakat.

"Deflasi ini merupakan indikasi kuat terjadinya pelemahan daya beli. Penurunan penjualan semen, penurunan penjualan mobil dan rumah, dan kenaikan kredit macet perbankan merupakan indikasi kuat," kata Wija kepada kumparan, Rabu (2/10).

Lebih lanjut, penurunan nilai tabungan di bank juga menunjukkan kekhawatiran masyarakat akan prospek ekonomi, yang berdampak pada pengurangan belanja. Kondisi ini diperparah dengan data Purchasing Managers' Index (PMI) yang terus berada di bawah angka 50, serta jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus meningkat.

"Produsen pun merasa pesimis dengan prospek bisnisnya. Saat konsumen dan produsen tidak optimis, penurunan ekonomi merupakan konsekuensi yang harus dihadapi," ungkapnya.

Ilustrasi pabrik tekstil. Foto: Getty Images

Meski begitu, Wija menegaskan bahwa situasi saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan krisis 1999. Adapun, pada 1999 Indonesia mengalami deflasi tujuh bulan beruntun usai terjadi krisis 1998.

"Situasi saat ini memang mengkhawatirkan, tetapi masih jauh jika dibandingkan dengan situasi 1999, saat itu rupiah kehilangan nilai, kredit macet perbankan menggunung, terjadi bank rush yang menyebabkan banyak bank collapse, dan ekonomi regional juga sedang bermasalah,” jelasnya.

Di sisi lain, Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalia Situmorang, mengungkapkan deflasi yang terjadi pada September 2024 ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor musiman. Ia menyebut bahwa penurunan kelompok pangan, khususnya volatile food, yang terjadi karena musim panen, merupakan salah satu faktor utama.

"Penyesuaian harga BBM subsidi oleh Pertamina pada September, setelah adanya kenaikan harga pada Agustus, juga memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,04 persen," katanya.

Selain itu, Hosianna menambahkan bahwa pengaruh musiman lainnya datang dari biaya pendidikan, yang sudah berlalu setelah puncaknya pada awal tahun ajaran baru pada Juli-September.

"Jadi memang, seasonal di September itu polanya deflasi, nah di September ini ada tambahan faktor deflasi yaitu penurunan harga BBM dan pangan," ungkap dia.

Meski ada indikasi pelemahan daya beli, Hosianna optimis bahwa kinerja konsumsi mulai membaik sejak Juli 2024. Ia mencatat adanya peningkatan pada sektor otomotif dan barang-barang tahan lama (durable goods).

Selain itu, penerimaan pajak penghasilan (PPH) dan pajak pertambahan nilai (PPN) juga menunjukkan tren yang membaik hingga Agustus 2024.

...
Read Entire Article