
PEMBERIAN air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah stunting. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan pentingnya ASI sebagai sumber nutrisi utama karena mengandung energi, protein, lemak, dan faktor bioaktif yang mendukung pertumbuhan optimal bayi.
Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik FKUI, Dr. dr. Hasan Mihardja, M.Kes, Sp.Ak, SubSp.Ak-G(K), menjelaskan bahwa metode akupresur terbukti efektif meningkatkan produksi ASI. "Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi titik-titik seperti SI1, LI4, dan GB21 dapat meningkatkan volume ASI secara signifikan. Akupresur bisa dilakukan secara mandiri, sederhana, dan menjadi solusi pemerataan pelayanan kesehatan di daerah," ujar dr. Hasan dalam keterangan resmi, Kamis (9/10).
Meskipun angka stunting nasional telah menurun menjadi 19,8% dan memenuhi target WHO, ketimpangan antarwilayah masih perlu diperhatikan. "Asuhan mandiri akupresur bisa menjadi inovasi untuk menjangkau daerah yang kekurangan tenaga kesehatan," ujarnya.
Ia menerangkan upaya peningkatan kesehatan anak harus dimulai sejak dini. Melalui kombinasi edukasi, gizi, dan inovasi kesehatan seperti akupresur, kita dapat mendukung tercapainya generasi Indonesia yang sehat dan bebas stunting.
Selanjutnya dr. Christina Simadibrata, M.Kes, Sp.Ak, SubSp.Ak-AA(K), menjelaskan bahwa akupresur dapat menjadi tatalaksana nonfarmakologis dalam meningkatkan produksi ASI. "Tekanan lembut pada titik tertentu membantu memperlancar aliran darah dan merangsang hipofisis untuk memproduksi hormon prolaktin serta oksitosin, dua hormon utama dalam proses menyusui," jelasnya.
Hal itu disampaikan dalam acara seminar dan workshop bertema Asuhan Mandiri Akupresur untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Balita Stunting yang digelar Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), baru-baru ini. Setelah sesi seminar, kegiatan dilanjutkan dengan workshop praktik akupresur yang dibagi dalam sesi luring dan daring. (I-2)