Liputan6.com, Jakarta Afgansyah Reza atau Afgan telah menjadi sosok penting dalam musik Indonesia selama lebih dari sepuluh tahun. Sejak meluncurkan album pertamanya Confession No. 1 pada 2008, penyanyi dengan suara lembut ini telah menjadi sorotan publik karena sejumlah lagu hits miliknya seperti “Terima Kasih Cinta”, “Sadis”, dan “Bukan Cinta Biasa”. A
fgan yang dikenal dengan citra “penyanyi berkacamata dengan nada yang melankolis” semakin menguatkan posisinya sebagai ikon pop Indonesia di awal tahun 2000-an.
Setelah menjelajahi genre R&B dan meluncurkan karya berbahasa Inggris selama beberapa tahun, Agan kini kembali ke dalam pop Indonesia dengan single barunya berjudul “Kacamata”. Lagu ini menjadi tanda kembalinya sosok Afgan yang dirindukan banyak penggemar.
“Banyak orang berkomentar di media sosial, kangen Afgan yang memakai kacamata dan berharap aku merilis album bahasa Indonesia lagi,” katanya saat diwawancarai oleh Liputan6.com pada Sabtu, (11/10/2025).
Afgan mengungkapkan bahwa kacamata lebih dari sekadar sebuah lagu tetapi bentuk dari nostalgia. “Aku merasa tahun ini adalah saat yang tepat untuk kembali ke genre pop Indonesia, aku akan berkacamata lagi dan judul lagunya juga kacamata,” tambahnya.
Memasuki tahun 2019, kolaborasi Afgan, Isyana Sarasvati dan Rendy Pandugo dengan lagu terbarunya Feel So Right
Kacamata sebagai Simbol dan Nostalgia
Setelah empat tahun tidak menggunakan kacamata, Afgan memutuskan untuk kembali mengenakan ciri khasnya di lagu “Kacamata”. Ia menjelaskan bahwa kacamata yang dipakai hanya untuk aksesoris saja, bukan alat bantu melihat. “Sekarang mataku udah nggak minus, cuma kacamata gaya aja,” ungkapnya. Afgan juga menyampaikan bahwa banyak penggemar yang merindukan sosok dirinya yang “berkacamata”, sehingga konsep ini dipilih sebagai simbol dirinya kembali ke dunia musik.
Dalam video musiknya, Afgan berkolaborasi bersama Yuki Kato. Ia berkata bahwa konsep dari video klip tersebut bukanlah romantis tetapi menggambarkan hubungan yang lucu dan sedikit ‘toxic’. “Aku pengen sesuatu yang berbeda, dan Yuki itu cocok karena ekspresinya yang natural dan lucu,” ungkapnya.
Lirik Melankolis, Musik Ceria
Lagu “Kacamata” menjadi pembuka untuk album ketujuh Afgan yang akan memiliki sepuluh lagu berbahasa Indonesia. Di Dalam lagu ini mencerminkan sosok yang bersedia berubah demi orang lain, namun pada akhirnya ia menyadari bahwa kehilangan jati diri bukanlah solusi.
Dari segi lirik, “Kacamata” masih mempertahankan atmosfer melankolis yang menjadi ciri khas Afgan, namun dengan aransemen yang lebih ceria.
“Liriknya memang melankolis, tetapi musiknya ceria. Jadi konsepnya itu menertawakan kegalauan,” katanya. Afgan juga menyebutkan bahwa proses penulisan album ini banyak terinspirasi dari perjalanan pribadinya.
Warna Baru dan Rencana Masa Depan
Album ketujuh yang merupakan kembalinya Afgan ke dunia musik pop Indonesia menjadi bentuk perjalanan “kembali tetapi tetap maju” dengan nuansa yang lebih mendalam. “Sepertinya semua pendengar lama bakal menikmati, karena ini adalah Afgan yang dulu namun dengan aransemen yang lebih dewasa,” ungkapnya.
Selain merilis album, Afgan juga tengah belajar menjadi produser dan mulai mendirikan label sendiri untuk mendukung musisi baru. “Saya sedang mempelajari cara mendirikan label, belajar juga tentang produksi lagu,” tambahnya. (Aisyah Insani Maulida/ LIputan6.com)