Kabupaten Sorogn Perkuat Peran Perpustakaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sorong menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial 2025 pada 9–10 November 2025.(MI/Martinus Solo)

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sorong menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pengembangan Literasi Berbasis Inklusi Sosial 2025 pada 9–10 November 2025. Sosialisasi digelar di aula perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Kabupaten sorong, Papua Barat Daya (PBD), Minggu, (9/11). 

Kegiatan ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari pengelola perpustakaan desa/kelurahan, pegiat literasi, guru, dan pengelola perpustakaan rumah ibadah. Sosialisasi tahun ini mengusung dua topik utama, yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPMDIS) dan Penyediaan Bahan Bacaan Bermutu, dengan menghadirkan dua narasumber dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI).

Saat membuka kegiatan tersebut, Staf Ahli Bupati bidang Hukum dan Politik Mustika Baeduri menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat.

“Melalui pendekatan inklusi sosial, perpustakaan harus hadir sebagai ruang terbuka bagi semua kalangan. Sedangkan bahan bacaan bermutu akan menjadi pondasi untuk menumbuhkan minat baca dan memperluas wawasan masyarakat,” ujarnya.

Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi dari Perwitasari, pustakawan ahli madia Perpusnas RI, yang memaparkan konsep, kebijakan, serta arah strategis implementasi TPMDIS di tingkat daerah.

Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa TPMDIS merupakan pendekatan untuk menjadikan perpustakaan lebih inklusif, responsif terhadap kebutuhan masyarakat, dan berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan sosial.

“Perpustakaan tidak lagi sekadar tempat membaca, tetapi menjadi pusat kegiatan masyarakat — tempat belajar keterampilan, berbagi pengalaman, dan membangun kolaborasi,” jelasnya.

Ahlimadya Pustakawan Ahli Madya Perpusnas RI, Rita Suartini, menyampaikan materi tentang pentingnya penyediaan bahan bacaan bermutu dan relevan bagi masyarakat.

Beliau menjelaskan bahwa bahan bacaan bermutu tidak hanya berarti buku baru, tetapi juga bacaan yang inspiratif, kontekstual, dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran masyarakat di berbagai tingkat usia dan latar belakang sosial.

"Bahan bacaan yang baik dapat menjadi jembatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan empati. Oleh karena itu, kurasi bahan bacaan menjadi hal penting dalam mendukung gerakan literasi nasional,” ujarnya.

Peserta juga diajak berdiskusi mengenai strategi pengelolaan koleksi, optimalisasi layanan digital, dan kolaborasi dengan komunitas dalam menyediakan bahan bacaan yang beragam dan inklusif.

Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sorong dalam mendukung Program Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang digagas oleh Perpustakaan Nasional RI, sekaligus langkah strategis menuju Indonesia Cerdas dan Berdaya Tahun 2045.(E-2)